Rabu, 03 Maret 2010

Taqdir

disalin dari dotindo.wordpress.com 

TAKDIR, dalam Al-Qur’an ada dijelaskan bahwa semua yang terjadi TELAH TERTULIS seluruhnya dalam Kitab Lauhul Mahfudz (persis ayat dan suratnya aku lupa, silahkan kalau ada yang mau melengkapiJ). Dari sini kita bisa tarik KESIMPULAN 1 : Apa yang terjadi semua, tidak akan luput dari ketentuan-Nya.
Di sisi lain, dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur’an banyak dicantumkan perintah untuk bertindak (amal shalih, dll). Kemudian dijelaskan (sebagai persuasi kepada manusia) akibat dari tindakan-tindakannya (amal baik dan amal buruk). Dari sini kita bisa tarik KESIMPULAN 2: bahwa manusia diberi kebebasan untuk memilih/ berbuat.
SEPINTAS terlihat kontradiksi dari dua kesimpulan di atas. Bagaimana mungkin manusia mendapat kebebasan kalau semua yang terjadi sudah dituliskan dalam Lauhul Mahfudz? Artinya, manusia hanya berjalan sesuai dengan yang tertulis pada kitab Lauhul Mahfudz, tanpa bisa memilih jalan yang lain! Ini merupakan keraguan yang muncul dari “kontradiksi” yang kita temukan dalam Al-Qur’an.
Sekarang kita coba lihat lebih teliti. Memang Al-Qur’an menerangkan tentang Lauhul Mahfudz sebagai Kitab yang mencatat semua takdir yang akan berlaku. Namun, TIDAK ADA SATUPUN ayat atau hadist yang menjelaskan bagaimana bentuk/ tulisan Lauhul Mahfudz itu. Dari sini muncul pertanyaan, apakah tulisan dalam Kitab Lauhul Mahfudz itu berupa suatu deskripsi atau berupa formula/ hukum-hukum Allah ?
Ilustrasi berikut merupakan penjelasan dua kemungkinan diatas :
pict1.jpg
Kita misalkan ada seseorang bernama Amin yang akan bepergian. Jika tulisan dalam Lauhul Mahfudz berupa deskripsi, maka akan ditulis bahwa “Amin akan berada pada koordinat (2,2)”. Artinya, Amin tidak mungkin berada di tempat selain (2,2), artinya Amin tidak punya kebebasan sedikitpun untuk bisa memilih.
Tapi coba bayangkan, SEANDAINYA tulisan dalam Kitab Lauhul Mahfuz berbunyi “Amin akan berada pada garis persamaan Y=X”.
pict2.jpg
Artinya, Amin bisa berada di titik (1,1), (2,2), (3,3) atau malah (5,5). Dari sini kita bisa simpulkan bahwa Amin memiliki kebebasan untuk menentukan posisinya sendiri, namun masih dalam takdir Tuhan (yaitu di garis Y=X). Namun Amin tidak bisa sedikitpun bergeser dari takdir Tuhan. Amin tidak akan bisa ke posisi (2,3) meskipun dia ingin dan berusaha keras untuk itu.
Berbicara tentang kemungkinan takdir Tuhan ditulis dalam bentuk formula, bukan deskriptif, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah semua ketentuan Tuhan bersifat dinamis, tidak ada yang mutlak?
Mari kita review sebentar tentang formula. Formula itu ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Contoh Y=X adalah formula yang SANGAT SEDERHANA. Y =((X.X.c.d.b.a + 2aX)^( X.c – (2t.a)^b ))* (50-t) merupakan contoh formula yang agak kompleks (definisi formula kompleks adalah: ketika kita melihat dan kita bingung, maka itu kompleks :D )
Terkadang ada juga formula yang mau apapun juga tindakan kita, hasilnya pasti angka tertentu. Misalkan formula diatas, mau berapapun nilai X, a,b, c, dan d, pada saat “t=50” maka hasilnya pasti akan 0 (nol). Artinya, SEANDAINYA ketentuan Tuhan semua ditulis dalam bentuk formula, maka tetap saja keputusan mutlak Tuhan tetap dimungkinkan. Jadi, misalnya Tuhan mau mentakdirkan umur manusia cuman 50 tahun, sangat sangat mungkin itu diwujudkan dalam formula.
Tulisan ini bukanlah menggambarkan apa yang sebenarnya tentang Kitab Lauhul Mahfudz. Tapi hanya SEBUAH KEMUNGKINAN tentang Kitab Lauhul Mahfudz. Artinya, masih ada kemungkinan lain pula. Tapi point utamanya adalah, bahwa KESIMPULAN 1 dan KESIMPULAN 2 yang disebutkan di awal bukanlah suatu kontradiksi. Apa yang disampaikan Tuhan dalam Al-Qur’an pastilah benar. Artinya, Tuhan memiliki ketentuan yang PASTI akan berjalan, dan manusia pun juga memiliki kebebasan.
Pemikiran seperti ini muncul dari pengolahan semua yang pernah kuterima, baik bacaan ataupun pengalaman langsung. Aku sudah merasakan betapa kekuasaan Tuhan berbicara melebihi pemikiran manusia. Aku sudah merasakan betapa ketika aku mau memilih A, ternyata Tuhan memberiku B. Padahal semua usahaku mengarah pada A, sama sekali tidak mengarah ke B. Dan ternyata B ini merupakan sesuatu yang sangat vital buat perkembanganku kemudian. Dan ini bukan hanya satu kejadian. Ada beberapa.
Pemahaman-pemahaman ini lah yang kemudian membuat aku jauh lebih melunak dibandingkan dulu. Aku bukan lagi karang tajam yang melukai sekelilingku. Aku mungkin masih keras (kata banyak orang:p), tapi buat yang mengenalku dengan benar sejak dulu, akan tahu adanya perubahan ini. Tuhan sudah pernah menghancurkan diriku dan membentuk diriku kembali. Itulah salah satu kekuasaan Tuhan yang aku rasakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana dengan hati kita ?

sejak 22 03 2010